Selasa, 26 Juli 2011

Kreatif dan Inovatif: Sekarang Ubi Kayu yang Menggantikan Bensin.

Mungkin sebagian kita sudah pernah mendengan tentang upaya dalam mencari alternatif pengganti minyak bumi. Yup, sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi dan batu bara memerlukan bantuan dalam menyediakan sumber energi untuk kepentingan hidup manusia. Lamanya proses pembentukan minyak bumi ditambah lagi harus diolah melalui beberapa tahap sehingga memerlukan waktu yang tidak sebentar menjadikan manusia sadar akan ancaman tersebut.

Kita pasti sudah kenal dengan pemanfaatan daun jarak sebagai alternatif sumber energi baru. Nah di pembahasan ini kita tidak akan membehas tentang pemanfaatan jarak tersebut tetapi lebih kepada sumber daya lain yang dapat menjadi sumber alaternatig energi.

Mari kita sambut dengan senyum gembira: UBI KAYU....

Munculnya primadona baru di dalam pemanfaatan alternatf energi baru membawa dampak tersendiri bagi kehidupan manusia. Baru-baru ini penelitian mengenai adanya potensi ubi kayu sebagai alternatif energi telah dikemukakan. Berikut ini yuk kita simak pembahasannya.

Salah satu fungsi alkohol adalah sebagai octane booster, yaitu alkohol yang mampu menaikkan nilai oktan dengan dampak positif terhadap emisi bahan bakar dan menyelamatkan mesin. Fungsi lain alkohol adalah sebagai oxigenating agent, yang mengandung oksigen sehingga membantu penyempurnaan pembekaran. Alkohol juga dapat menghemat bahan bakar fosil.

Etanol sintesis sering disebut metanol/metil alkohol. Bahan ini diperoleh dari proses sintesa kimia yang disebut hidrasi, sedangkal bioetanol direkayasa dari biomasssa (tanaman melalui proses biologi (enzimatik dan fermentasi). Bahan naku bioetanol antara lain:

  • Bahan berpati (singkong/ubi kayu, ubi jalar, tepung sagu, biji jagung, biji sorgum, gandum, kentang, ganyong, garut, umbi dahlia, dll).
  • Bahan bergula (molasse (tetes tebu), nira tebu, nira kelapa, nila batang sorgum manis, nira aren, dll).
  • Bahan berselulosa (limbah hutan)
Nah, oleh karena itu ubi kayu atau jalar dapat dijadikan sumber energi karena kandungan alkohol mampu meningkatkan nilai oktan sehingga dapat menjalankan mesin kendaraan kita.

Meskipun Indonesia kaya akan berbagai jenis ubi/umbi. Namun untuk produktifitas umbi2 tersebut masih masih butuh perhatian khusus. Produktifitas ubi kayu pada tahun 2006 hanya sebesar 16.2 ton.ha. Produktifitas ini relatif rendah dibandingkan dengan data dari pusat atau balai penelitian yang mencatat produktifitas ubi kayu mencapai 30-40 ton/ha.

Tampat yang menjadi sentra ubi kayu di Indonesia dengan arela tanah seluas 1.24 juta ha (2005) meliputi Lampung (24%), Jatim (20%), Jateng (19%), Jabar (11%), NTT (4.5%), dan DI Yogyakarta (4.2%). Sebenarmya Balitbang telah menggembangkan varietas ubi kayu yang unggul. Namun, varietas tersebut belum sampai ke tangan para petani untuk dibudidayakan lebih lanjut. 

So, sekarang our action untuk meningkatkan produktifitas ubi kayu. Selain sebagai makanan juga bisa sebagai cadangan sumber energi negara kita lho....

Selasa, 19 Juli 2011

Angkak: Si Merah Kaya Manfaat dari Cina


Cukup sekali saja, pertama dan untuk yang terakhir kalinya saya dirawat di rumah sakit. Demam berdarah yang saya derita pada waktu itu mengahruskan saya beberapa hari menjalani perawatan intensif di rumah sakit. 

Alhamdulillah, saya Cuma 5 hari berada di rumah sakit. Minuman berwarna merah yang dibawakan oleh tante saya, menjadikan penyakit demam berdarah pergi jauh dari saya. Pagi dan sore hari saya konsumsi minuman berwarna seperti darah itu. Tante saya bilang kalau minum secara teratur pagi dan sore Insya Alloh akan cepat naik trombositnya. 

Apa sih minuman yang berwarna merah seperti darah itu??

ANGKAK. Ya, minuman tersebut merupakan sari angkak yang diberi tambahan sedikit gula. Rasanya sedikit asam dan meninggalkan rasa pahit setelah menelannya. Angkak dikenal sebagai bahan pangan produksi Cina.
Selama ini angkak dikenal sebagai bahan pewarna pada makanan. Selain itu angkak juga dikenal sebagai bahan tambahan makanan untuk penyedap rasa dan pengawet. Penggunaan angkak di Indonesia sendiri masih terbilang jarang karena belum banyak dikenal oleh masyarakat. 


Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa manfaat angkak. Selain sebagai obat untuk penderita demamberdarah, angka juga dapat dimanfaatkan sebagai penurun kolesterol. Berikut ini akan disajikan uraian tentang apa itu angkak, manfaatnya bagi kesehatan, dan produk angkak yang terdapat di pasaran.

Pengertian Angkak
Pertama kali angkak dikenal oleh masyarakat Cina sebagai hung-chu atau hong-qu. Angkak merupakan yang sejenis dengan pangan tape atau tempe di Indonesia. Masyarakat Cina memenfaatkan angkak senagai bahan tambahan makanan maupun minuman sebagai bahan pengobatan tradisional. 

Amgkak berasal dari hasil fermentasi beras dengan menggunakan kapang merah. Nama lain dari angkak adalah Monascus Powder karena terkait dengan genus kapang yang paling umum digunakan yaitu kapang Monascus spp. Sedangkan powder  merujuk pada produk angkak yang berada di pasaran. 

Terdapat dua spesies kapang Monascus yang umum dipakai pada proses fermentasi untuk menghasilkan angkak, yaitu Monascus purpureus dan Monascus ruber. Sementara beras yang digunakan sebagai bahan baku adalah beras putih berkualitas baik. 

Manfaat Angkak
1.    Sebagai bahan tambahan dalam proses pembuatan minuman
Angkak digunakan sebagai pembuatan rice wine dari Cina dan sake dari Jepang (Okinawa). Mulanya di Okinawa terkenal dengan sake namun kini terkenal dengan benikoji. Slah satu produk tradisional Jepang yang sangat populer adalah ki-koji  atau yellow yeast rice. Ki-koji merupakan produk tradisional hasil fermentasi yang tidak bisa dipisahkan dari budaya kuliner Jepang. Ki-koji biasa digunakan secara luas sebagai bumbu atau penambah aroma dalam sake, kecap, miso (fermentasi pasta kedelai yang merupakan bahan utama pembuatan sup), cuka, mirin (sejenis sake dengan rasa manis), dan produk makanan tradisonallainnya. Selain ki-koji, produk angkak lainnya yaitu kuro-koji (black yeast rice). Biasanya digunakan pada pembuatan minuman tradisional lainnya, yaitu shocu dan awamori.

2.    Sebagai bahan tambahan dalam proses pembuatan makanan
Cina memanfaatkan angkak sebagai bahan tambahan dalam pengolahan ikan dan daging. Angkak di sini berfungsi sebagai pewarna, pembangkit rasa, dan pengawet. Angkak juga sedang dikaji di Jerman sebagai pengganti nitrit atau nitrat yang umum digunakan pada proses kuring. Kuring merupakan proses pengawetan daging yang berfungsi sebagai pewarna merah pada daging. 


3.    Sebagai bahan terapi kesehatan
Masyarakat Cina kuno telah memanfaatkan angkak sebagai obat herbal dan nutraceutika, Ben Cao Gang Mu, yang dijadikan rujukan pada Dinasti Ming (1368-1644). Angkak memiliki efek terapi untuk sirkulasi darah, memperkuat organ dalam, dan sebagai stimulan pencernaan.
Prof. Akira Endo mengungkapkan bahwa salah satu metabolit sekunder yang terbentuk selama proses fermentasi angkak, yaitu senyawa monakolin K, memiliki kesamaan struktur dan fungsi dengan lovastatin. Lovastatin merupakan obat anti kolesterol yang diresepkan dokter.
Penggunaan angkak sebagai penurun kolesterol dirasakan aman dan murah sebab bahan bakunya sendiri berasal dari beras yang difermentasi oleh kapang baik. Dibandingkan dengan obat penurun kolesterol yang diproduksi oleh pabrik-pabrik obat di negara maju sehingga harganya sangat mahal, angkak memiliki keunggulan yaitu harganya murah dan mudah diperoleh.
Banyak pasien demam berdarah di Indonesia memanfatkan angkak sebagai obat. Berdasarkan hasil penelitian Nurhidayat, pemberian angkak isolat Monascus purpureus  JmbA pada tikus Wistar putih di labolatorium ternyata mengindikasikan adanya peningkatan trombosit. Trombosit tikue percobaan meningkat mencapai 67% setelah pemberian angkak 0.1 gram/ekor/hari selama 1 minggu. Pemberian angkan dalam jumlah 1/10 dari dosis tersebut pun dapat meningkatkan jumlah trombosit hingga setengahnya
Kandungan monakolin K yang mempunyai kesamaan dengan lovastatin akan mengoksidasi LDL. LDL kemudian bersinergis dengan protein perangsang kinetika monosit dan megakariosit (monocyte and megacaryocyte chemotactic protein-1) merangsang regenerasi serta pengumpulan monosit dan megakariosit untuk bermigrasi ke ruang endotelium. Monosit dan megakariosit di dalam endotelium akan berubah menjadi makrofag dan trombosit aktif. Kedua produk inilah yang kemudian menghadapi virus DBD untuk mengeliminasinya.
Lovastatin juga dapat menyumbangkan ubiquinone dan hemeA yang penting dalam peningkatan energi sel dan perbaikan sel-sel darah merah. Kedua hal ini sangat penting dalam mendukung proses penyembuhan penyakit DBD. Meskipun hubungan antara konsumsi angkak dengan pembentukan trombosit belum terungkap jelas secara ilmiah, tetapi bukti-bukti empiris yang ada di masyarakat telah membuktikan pengarug angkak. Selain itu, terkadang beberapa dokter juga menyarankan untuk konsumsi angkak, khususnya pada tahap penyembuhan.

Referensi
Tisnadjaja D. 2006. Bebas Kolesterol dan Demam Berdarah dengan Angkak. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rabu, 13 Juli 2011

Waspada!! Bahaya Teh di Sekitar Kita.

Saat bangun tidur di pagi hari sungguh sangat menyenangkan. Udara pagi yang masih meninggalkan sisa-sisa hawa dingin malam hari terasa menusuk kulit. Kicauan burung yang seakan menyapa dengan kalimat "Selamat Pagi" menambah keindahan di pagi hari. Apa lagi di meja makan sudah tersedia teh hangat buatan ibuku tercinta.

Perlahan ku seruput cangkir teh itu. Ssrruputtt...ah! Sungguh nikmatnya. Seolah rasa hangat teh menjalar perlahan ke sekujur tubuhku. Ku seruput lagi teh dari dalam cangkir, kali ini aromanya sungguh menenangkan jiwa ini. Tak terasa cangkirku sudah kosong. Teh yang semula ada di dalam cangkir seketika sudah berpindah ke dalam perutku. Luar biasa!

Mungkin di antara kalian memiliki kebiasaan yang serupa dengan saya. Menikmati secangkir teh manis di pagi hari. Atau mungkin ada yang memang penggemar teh. Pastinya memiliki jadwal khusus dengan cara yang menyenangkan dalam menikmati teh.

Tahukah kamu, ternyata teh yang selama ini dikenal memiliki berbagai khasiat, juga dapat memiliki risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan lho. Kok bisa ya?? Bisa saja. Ingin tahu jawabannya?? Yuk kita simak beberapa ulasan di bawah ini.

Sejarah Teh
Camellia sinensis (L.) Kuntze merupakan nama latin yang dikenal oleh para ilmuwan sebagai tanaman teh. Semua varietas teh merupakan produksi dari tanaman teh. China merupakan negara asal teh. Pada tahun 2737 SM, Kaisar China Shen Nung memasak air di bawah pohon liar dan beberapa daun teh jatuh ke dalam rebusan air tersebut. Air tersebut saat diminum memberikan efek menyegarkan dan menenangkan. Sejak itu teh digunakan sebagai tanaman obat dan berkembang menjadi minuman kesehatan. Tanaman teh ini lebih cocok pada suhu yang sejuk dengan curah hujan yang cukup tinggi. Lingkungan dengan cahaya yang tersebar merata dan tanah yang rendah asam serta berhumus juga disukai oleh tanaman teh. Pepatah China mengatakan bahwa "Semakin tinggi pegunungan maka semakin baik juga kualitas tanaman teh". Artinya kondisi pegunungan yang optimum akan menghasilkan tanaman teh yang berkualitas tinggi karena kuantitas siraman yang tinggi pula dari hujan orografis.

Terdapat 3 tipe dasar teh yang memiliki perbedaan kualitas karakteristik, termasuk warna, aroma, rasa, dan penampilan. Daun teh yang segar biasanya diambil dengan cara dipetik tangan atau dengan mesin pemetik. Jika dibandingkan dengan mesin pemetik, cara petik tangan membutuhkan lebih banyak pekerja, waktu, dan kurang efisien. Tetapi memiliki tingkat keseragaman yang tinggi. Kualitas teh hijau yang terkenal tinggi di China merupakan hasil dari petikan tangan para pemetik daun teh segar. Daun teh di China dipetik pada semua musim, baik musin semi, panas, dan gugur. Pada musim dingin tanaman teh melakukan dorman.

Menurut cara pemprosesan teh dibagi menjadi tiga tipe, yaitu teh hijau (tanpa fermentasi), teh Oolong (semi fermentasi). dan teh hitam (fermentasi). Adanya kombinasi cara pemprosesan menjadikan teh terbagi ke dalam enam tipe, yaitu teh hijau, teh kuning, teh hitam pekat, teh putih, teh Oolong, dan teh hitam.

Konsumsi Teh
Saat ini konsumsi teh di seluruh dunia sangat tinggi. Teh menjadi minuman kedua yang paling banyak dikonsumsi setelah air putih di dunia. Berdasarkan statistik FAO, produksi dan konsumsi teh mengalami peningkatan yang signifikan. Produksi teh dunia mencapai 3.50 milyar ton pada tahun 2005. Negara produksi teh utama meliputi China, India, Kenya, Sri Lanka, Turki, Indonesia, dan Vietnam. Secara berturut-turut yaitu 26.68, 26.49, 9.38, 9.05, 5.87, 4.73, dan 2.97%. Sedangkan untuk konsumsi teh pada tahun 2005 mencapai 3.36 milyar meter ton.


Perkembangan Teh di Indonesia
Dr. Andreas Cleyer, seorang berkebangsaan Belanda yang membawa bibit tanaman teh ke Indonesia merupakan awal dari munculnya teh di Indonesia. Tanaman tersebut dijadikan tanaman hias pada tahun 1686. Mulai tahun 1728, bibit teh dari China mulai dibudidayakan di Pulau Jawa. Dr. Van Siebold berhasil mempromosikan bibit teh asal Jepang di Indonesia dan pada tahun 1828 perkebunan teh di Indonesia baru dimulai yang dipelopori oleh Jacobson.
Teh menjadi komoditas yang menguntungkan sehingga pada masa pemerintahan Belanda di bawah pimpinan Gubernur Van Den Bosch, rakyat Indonesia dipaksa menanan tanaman teh dalam politik kerja paksa Belanda. Setelah Indonesia merdeka, perkebunan teh diambil alih oleh pemerintah. 

Seiring dengan perkembangan zaman, khasiat minum teh pun semakin banyak diketahui. Sayangnya konsumsi teh di Indonesia masih rendah, baru mencapai 0.2 kg/kap/tahun. Padahal Indonesia merupakan penghasil teh terbesar setelah India, China, Sri Lanka, dan Kenya. Kemungkinan konsumsi teh Indonesia yang masih rendah disebabkan oleh kurangnya informasi yang diperoleh oleh masyarakat tentang khasiat teh itu sendiri. 

Jenis-jenis Teh
Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:
Teh putih
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.
Teh hijau
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).
Oolong
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
Teh hitam atau teh merah
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya,
Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari aksara hanzi untuk teh bahasa Tionghoa (红茶) atau (紅茶) dalam bahasa Jepang adalah "teh merah" karena air teh sebenarnya berwarna merah. Orang Barat menyebutnya sebagai "teh hitam" karena daun teh berwarna hitam. Di Afrika Selatan, "teh merah" adalah sebutan untuk teh rooibos yang termasuk golongan teh herbal. Teh hitam masih dibagi menjadi 2 jenis: Ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan tradisional) atau CTC (metode produksi teh Crush, Tear, Curl yang berkembang sejak tahun 1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended) dikelompokkan berdasarkan asal perkebunan, tahun produksi, dan periode pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim gugur). Teh jenis Ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun pasca produksi sesuai standar Orange Pekoe.
Pu-erh (Póu léi dalam bahasa Kantonis)
Teh pu-erh terdiri dari dua jenis: "mentah" dan "matang." Teh pu-erh yang masih "mentah" bisa langsung digunakan untuk dibuat teh atau disimpan beberapa waktu hingga "matang". Selama penyimpanan, teh pu-erh mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh "matang" dibuat dari daun teh yang mengalami oksidasi secara artifisial supaya menyerupai rasa teh pu-erh "mentah" yang telah lama disimpan dan mengalami proses penuaan alami. Teh pu-erh "matang" dibuat dengan mengontrol kelembaban dan temperatur daun teh mirip dengan proses pengomposan. Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi seperti batu bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami proses
pematangan. Semakin lama disimpan, aroma teh pu-erh menjadi semakin enak. Teh pu-erh yang masih "mentah" kadang-kadang disimpan sampai 30 tahun bahkan 50 tahun supaya matang. Pakar bidang teh dan penggemar teh belum menemui kesepakatan soal lama penyimpanan yang dianggap optimal. Penyimpanan selama 10 hingga 15 tahun sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja diminum setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh dibuat dengan merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali hingga lima menit. Orang Tibet mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak, gula dan garam.
Teh kuning
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat.
Kukicha
Teh kualitas rendah dari campuran tangkai daun dan daun teh yang sudah tua hasil pemetikan kedua, dan digongseng di atas wajan.
Genmaicha
Teh hijau bercampur berondong dari beras yang belum disosoh, beraroma harum dan sangat populer di Jepang.
Teh bunga
Teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga. Teh bunga yang paling populer adalah teh melati (H­eung Pín dalam bahasa Kantonis, Hua Chá dalam bahasa Tionghoa) yang merupakan campuran teh hijau atau teh oolong yang dicampur bunga melati. Bunga-bunga lain yang sering dijadikan campuran teh adalah mawar, seroja, leci dan seruni.


Khasiat Teh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan polifenol yang tinggi pada teh hijau berperan sebagai pelindung terhadap serangan kanker karena dapat menetralkan radikal bebas yang menjadi penyebab kanker payudara. Selain minum teh juga bermanfaat untuk mengatasi diabetes (teh tawar) dan berbagai komplikasinya termasuk terjadinya katarak.
Teh dapat meningkatkan kerja insulin di dalam tubuh. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa mengonsumsi teh hijau, teh hitam, maupun teh Oolong dapat meningkatkan aktifitas insulin sampai 15 kali. Hal ini disebabkan karena teh mengandung suatu komponen aktif yang dinamakan epigallocathecin gallate.

Kandungan Zat Gizi dalam 100 gram Teh
No
Komponen
Jumlah
1
Kalori
17 kJ
2
Air
75-80%
3
Polifenol
25%
4
Karbohidrat
4%
5
Serat
27%
6
Pektin
6%
7
Kafein
2.5-4.5%
8
Protein
20%
                                        Sumber: Wilson et al (1992)

Bahaya Konsumsi Teh
Tidak selamanya konsumsi teh memberikan khasiat bagi kesehatan. Bahaya konsumsi teh dapat terjadi dan berdampak bagi kesehatana jika dalam mengonsumsinya berlebihan dan/atau menambahkan beberapa bahan pangan seperti gula tambahan dan susu. Konsumsi teh yang disarankan yaitu satu hingga dua gelas sehari. 
Jika ingin mengonsumsi teh dengan tambahan gula atau teh dalam kemasan hendaknya memperhatikan banyaknya serta kandungan gula. Satu porsi minuman teh dalam kemasan, misalnya, rata-rata mengandung 150 kalori, kebutuhan seseorang sekitar 1.500 kalori. Jadi, dampaknya tidak signifikan, kecuali jika berlebihan dalam mengonsumsinya." Asalkan disajikan dengan moderat, tidak ada dampak negatif teh yang perlu dikhawatirkan. Moderat artinya minum teh cukup satu atau dua gelas sehari. Ini juga berlaku buat minuman teh dalam kemasan kertas, botol, plastik, dan lain-lain. Satu atau dua botol saja sudah cukup. Jangan sampai berlebih karena dalam teh ada senyawa yang bernama tanin. Tanin ini dapat mengikat beberapa logam seperti zat besi, kalsium, dan aluminium, lalu membentuk ikatan kompleks secara kimiawi. Karena dalam posisi terikat terus, maka senyawa besi dan kalsium yang terdapat pada makanan sulit diserap tubuh. 

Sebaiknya jangan terlalu kental atau pekat dalam mengonsumsi teh. Asalkan aroma dan rasanya sudah sedap, maka itu sudah lebih jauh dari cukup. Mirip teh yang disajikan orang Sunda, bukan ala orang Jawa yang kerap menyajikan teh panas, legit, dan kental. Jika menggunakan teh celup, maka celupkan beberapa kali saja, jangan sampai didiamkan di gelas sampai berwarna pekat. Semakin pekat teh maka semakin banyak kandungan tanin di dalamnya.Yang penting lagi, hindari mengonsumsi teh setelah makan. Jika ini diabaikan, maka dikhawatirkan akan mengalami anemia, kekurangan zat besi. Obat untuk sakit lambung juga sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan teh, karena dapat mengurangi khasiatnya.

Sebaiknya juga tidak minum teh di malam hari atau sebelum tidur. Ini karena teh juga mengandung kafein. Senyawa tersebut mempunyai daya kerja sebagai stimulan sistem saraf pusat yang menghasilkan peningkatan aktivitas mental, kemungkinan jadi sulit tidur. Sebelum tidur, yang baik justru seharusnya minum susu, bukan minum teh.

Kafein merupakan masalah yang mungkin dapat ditimbulkan apabila anda mengkonsumsi teh hijau terlalu banyak.

Meskipun kopi memiliki persentase lebih tinggi terhadap kafein daripada teh, tetapi teh hijau sangat rawan  dalam memberikan efek samping yang tidak menyenangkan. Efek samping yang paling umum akibat terlalu banyak kafein antara lain, denyut jantung semakin cepat, sering muntah dan diare, mudah gelisah serta mudah tersinggung untuk beberapa orang tertentu.
Selain overload kafein, ada beberapa efek samping lain dari terlalu banyak minum teh.

Selain kafein, tannin yang ada pada teh hijau dapat menyebabkan masalah pencernaan.

Tannin adalah zat, pahit polyphenol tanaman yang baik dan cepat mengikat atau mengecilkan protein. Zat dari tannin menyebabkan perasaan kering pada mulut dengan konsumsi anggur merah, teh pekat, atau buah yang tidak tumbuh (Wikipedia). Tannin bisa mengganggu selaput perut, sehingga sering menyebabkan rasa mual. Terutama iritasi dimana biasanya disebabkan karena seduhan teh yang terlalu lama, menseduh teh lebih dari 3 menit dapat merusak rasa, sehingga rasanya sangat pahit dan cenderung sekali menyebabkan gangguan perut.

Dianjurkan juga pada wanita untuk menghindari teh hijau selama kehamilan, tidak hanya karena kafein tersebut, tetapi juga ada resiko seperti cacat tabung saraf pada bayi. Epigallocatechin gallate (EGCG), antioksidan dalam teh hijau, merupakan dugaan terhadap penyumbang cacat tersebut.  Sebagai tindakan pencegahan, disarankan untuk menghindari minuman yang mengandung kafein, termasuk teh selama kehamilan.

Teh memiliki efek penipisan pada darah sehingga dokter sering menyarankan pada pasiennya untuk menghindarinya, apabila pasien mereka mengambil obat pengencer darah atau karena menjalani operasi karena membantu mencegah pembekuan darah.

Tetapi tidak perlu khawatir, sebab bila anda tidak berlebihan dalam mengkonsumsi teh hijau, maka hal tersebut masih tetap aman untuk dikonsumsi.

Penambahan susu ke dalam teh justru akan menetralisir manfaat teh. Protein yang terkandung dalam susu akan mengikat senyawa bekhasiat dalam teh sehingga tidak sanggup menghambat penyerapan lemak.

Ketika berikatan dengan kompleks protein dalam susu, theaflavin dan thearubigin tidak bekerja. Artinya kita tidak akan mendapat manfaat apapun baik dari susu maupun teh.

Campuran susu sering ditambahkan dalam teh untuk membuat beragam variasi penyajian teh, salah satunya teh tarik yang cukup populer di Asia Tenggara. Selain untuk mendapatkan citarasa yang unik, banyak yang menganggap kombinasi ini bisa memberikan manfaat teh dan susu sekaligus.

Para peneliti menyarankan, jika ingin mendapatkan manfaat teh yang dapat melangsingkan tubuh maka sebaiknya tidak diberi campuran apapun. Teh tawar lebih dianjurkan, karena penambahan gula hanya akan menambah ekstra kalori yang justru memicu kegemukan.


Pustaka

Anonim. Teh. http://id.wikipedia.org/wiki/Teh [13 Juli 2011].

Anonim. Manfaat teh bagi anak. http://www.enformasi.com/2010/04/manfaat-teh-bagi-anak.html [13 Juli 2011].

Anonim. Mengonsumsi teh hijau jangan berlebihan? (Bahaya). http://iloveunair.blogspot.com/2010/07/mengkonsumsi-teh-hijau-jangan.html [13 Juli 2011].

Anonim. 2011. Jauhi teh tarik, jika ingin kurus. http://greenlove-ind.org/index.php?option=com_content&view=article&id=1530:jauhi-teh-tarik-jika-ingin-cepat-kurus&catid=64:hidup-sehat  [13 Juli 2011].


Chi- Tang Ho, Jen- Kun Lin, Fereldpon Shahidi. 2009. Tea and Tea Products Chemistry and Health Promoting Properties. CRC Press.

Kumalaningsih S. 2007. Antioksidan Alami Penangkal Radikan Bebas: Sumber, Manfaat, Cara Penyediaan, dan Pengolahan. Jakarta: Trubus Agrisarana.

Soraya N. 2007. Sehat dan Cantik Berkat Teh Hijau. Jakarta: Penebar Plus.

Senin, 04 Juli 2011

Caladium: Si Keladi yang Eksotik dan Mengenyangkan.

Assalamu'alaikum...Hallo semua, apa kabarnya??
Ehmm...sudah lama ya saya gak tengok2 blog saya, kangen banget. Lama sudah gak menyapa dunia tulisan dikarenakan oleh berbagai kesibukan. Ada sesuatu yang baru di postingan saya kali ini. Sesuatu yang bagi saya adalah jendela baru tempat melihat dunia baru. Dunia apa sih yang begitu menarik perhatian saya sampai-sampai saya harus menyempatkan posting di minggu pertama bulan Juli 2011 ini. Penasaran???Yuk kita intip sama-sama.
Berawal dari postingan teman saya di Facebook mengenai kompetisi paper yang diadakan oleh aktivis SUSTAIN 2011. Saya tergugah untuk mengikutinya, kenapa????Yah, itu adalah salah satu impian saya, yaitu pergi keluar negeri (terutama Jepang) untuk mengikuti kompetisi internasional. Wah..it's amazing and wonderful of experience....

Sebelumnya, mungkin kamu bertanya-tanya apa itu SUSTAIN 2011??

SUSTAIN 2011 (Sustainable Future for Human Security) adalah konferensi kedua yang diselenggarakan oleh  PPI (Indonesian Student Association) yang bekerja sama dengan GCOE Kyoto University. Konferensi ini menarik banyak perhatian di dalam maupun di luar Jepang. Delapan puluh sembilan peserta dari dalam dan luar Jepang nantinya akan membuat papaer untuk dipresentasikan dalam konferensi tersebut selama 2 hari berturut-turut.

Tema yang diberikan seputar keberlanjutan ketahanan manusia di masa yang akan datang (sesuai dengan nama konferensi tersebut). Bagi kamu yang tertarik dan ingin info lengkapnya akses aja ya di website http://sustain-kyoto.com
Selamat Mencoba!

Weitz..bentar-bentar. Bukan ini postingan utama saya. Saya ingin menceritakan tentang bagaimana akhirnya saya memilih topik untuk paper saya yang akan saya kirimkan ke SUSTAIN 2011. So, once again CEKIDOT..

Setelah melalui dua hari, dua pagi, dua siang, dan dua malam, akhirnya ketetapan hati saya akan tema yang dipilih datang juga. Berbagai upaya dalam pencarian referensi saya lakukan yaitu melalui penelusuran internet. Alhasil ada salah satu artikel milik media orang Sumba Timur yang mengabarkan bahwa di sana banyak terdapat tanaman keladi putih. Tanaman keladi yang berlimpah tersebut dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai pangan penganti beras. 

Lho kok bisa ya???Berbagai pertanyaan satu per satu bermunculan menanyakan bagaimana mungin Si Tua-tua Keladi bisa menggantikan beras sebagai makanan pokok.

Jangan salah sangka dulu ya..Walaupun terkenal dengan sebutan yang tidak mengenakan (Tua-tua Keladi *Anggun's Song) tapi wuidih....kamu semua akan berdecak kagum akan keindahan warna dari jenis keladi. Gimana gak???Tanaman yang dikenal sebagai tanaman hias ini memiliki ribuan jenis dan warna daun lho. Selain warnanya yang indah, Si Keladi juga memiliki manfaat untuk kesehatan dan tentunya dapat dijadikan pangan pengganti (diversifikasi) beras oleh masyarakat Sumbawa Timur... WOW, Cool Gan...

Tanaman Keladi yang biasa kita sebut mempunyai nama asli Caladium. Tanaman ini masih satu keluarga dengan Anthurium (Aneka tanaman Kuping Gajah), Alocasia, dan Aglaonema. Tahu gak??ternyata umbi yang dihasilkan oleh tanaman ini dapat dimakan layaknya talas dan jenis umbi lainnya. Keladi, atau yang juga sering disebut sebagai talas-talasan adalah termasuk dalam famili Araceae.

Kemampuan tanaman keladi sebagai pengganti beras merupakan sesuatu yang baru. Kenapa??Hal ini dikarenakan tanaman yang biasa dijadikan pengganti beras antara lain ubi jalar, ubi kayu, talas, jagung, kentang, dan sebagainya yang memang kita sudah tahu pasti memiliki umbi yang dapat dimakan. Tapi bagaimana dengan kelada??

Keladi berkembang biak dengan umbinya. Hanya sedikit orang yang mengetahui itu. Keladi lebih dikenal sebagai tanaman hias. Pemanfaatan umbi keladi sebagai bahan pangan khususnya bahan pangan pengganti beras dapat dikatakan masih rendah. Sehingga saya tertarik untuk mengobservasi masyarakat Sumba Timur yang telah mampu menggali potensi lokalnya dalam menjadikkan Keladi (khususnya Keladi Putih) sebagai pengganti beras.

Hanya saja untuk referensi ilmiah Keladi Putih masih sangat jarang ditemui. Padahal ini menjadi suatu potensi dalam keberlnjutan pertanian khususnya dalam mennyediakan alternatif pangan pengganti beras.

Berikut ini merupakan berbagai jenis Tanaman Keladi (Caladium) yang eksotik dan mengenyangkan.
Keladi Tikus

Keladi Tengkorak

Tidak Tahu Namanya