Rabu, 24 Agustus 2011

Konsumsi Daging Babi = Kanibal???

Kali ini kita akan membahas mengenai konsumsi daging babi. Seperti yang kita ketahui bahwa daging babi menjadi pangan hewani yang dominan dikonsumsi masyarakat barat. Saat ini penjualan pangan organik tidak hanya unggul pada produk hortiukultura saja, tetapi juga unggul dalam produk hasil ternak dan salah satunya adalah produk daging babi. Penjualan daging organik menguasai 51% dari pasar pangan organik dunia. Sementara rempah dan produk kebutuhan sehari-hari menduduki tempat kedua dan ketiga, masing-masing sebesar 25% dan 24%.

Selama tahun 2004, konsumsi daging babi organik melebihi 89 juta ton. Sementara tahun 2005, dengan produksi sebanyak 59 juta ton, Cina menjadi pemimpin dalam produksi industri daging babi dunia disusul Uni Eropa, Amerika Serikat, Brazil dan Kanada. Menurut RNCOS (Research Consultancy Outsourcing Services) dalam Laporan Pangan dan Minuman Organik Dunia 2006, selama 2005, Uni Eropa memimpin ekspor daging babi dunia disusul Amerika Serikat, Cina, Brazil, Meksiko, dan Kanada. Sedangkan Jepang selama 2005 menjadi konsumen daging babi organik terbesar diikuti oleh Rusia, Meksiko, Korea, Amerika Serikat dan Hongkong. Sementara untuk daging ayam, Amerika Serikat menjadi produsen terbesar diikuti oleh Cina dan Brazil.

Indonesia merupakan negara yang rendah dalam impor daging babi. Hal ini dikarenakan penduduk Indonesia yang sebagian besar adalah muslim. Masyarakat muslim dilarang untuk mengonsumsi daging babi. Banyak alasan akan hal ini, salah satunya mengapa daging babi diharamkan untuk dikonsumsi masyarakat muslim adalah karena lingkungan tempat tinggal babi yang tidak bersih. Hal tersebut dapat berpotensi menimbulkan berbagai jenis penyakit, yang disebabkan oleh adanya infeksi cacing pita pada daging babi. 
Namun, hal tersebut tidak berlaku pada pemeliharaan dan budidaya di negara-negara maju. Penanganan pre dan pasca panen daging babi dilakukan dengan teknologi yang canggih dengan mengedepankan kualitas, termasuk higienis dan sanitasi. Sehingga kandungan cacing pita pada babi dapat diminimalkan. Lantas, jika begitu apakah daging babi menjadi halal dimakan orang muslim???

Alasan lainnya yang diduga menjadi haramnya daging babi untuk dikonsumsi adalah kandungan lemak babi yang tinggi. Kandungan lemak yang tinggi pada babi, khususnya lemak taj jenuh rantai panjang kemungkinan dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi yang mengonsumsinya sehingga menyebabkan daging babi dilarang untuk dikonsumsi.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini dapat memungkinkan daging babi memiliki kandungan lemak yang rendah melalui pengendalian komposisi ransum. Dalam peternakan modern, komposisi ransum babi dapat diatur sedemikian rupa sehingga lemak yang dihasilkan jauh berkurang. Penggunaan teori seleksi modern yang dapat menghasilkan galur babi dengan kandungan lemak babinya yang rendah juga dapat digunakan untuk pengendalian lemak babi. Jadi, pastilah ada maksud tertentu mengapa daging babi dilarang untuk dikonsumsi orang muslim. 

Selama kurun waktu 20 tahun ini banyak penelitian mengenai babi dilakukan. Salah satunya adalah penelitian mengenai transplantasi organ dari binatang ke manusia. Babi, menjadi pilihan utama untuk dimodifikasi gennya agar organ yang dihasilkan seperti misalnya jantung dan ginjal dapat dicangkok ke manusia.Penggunaan babi ini berhubungan dengan tingkat kesamaan yang tinggi baik ditinjau dari segi fisiologis maupun genetisnya. Ternyata, pada penelitian genetika molekuler ternyata ada untaian DNA yang disebut sebagai Short Intersperse Nucleotide Elements (SINE)  dan Long Intersperse Nucleotide Elements (LINE) yang memiliki tingkat kesamaan yang sangat tinggi dengan manusia. Jadi, kemungkinan karena tingkat kesamaan yang sangat tinggi inilah yang menjadikan salah satu alasan mengapa babi diharamkan, sehingga dinilai sama seperti sifat kanibal (pemakan jenis), sifat yang nantinya dikhawatirkan akan mengakibatkan kelainan terhadap generasi berikutnya apabila daging babi tersebut dikonsumsi.

Selain itu juga terdapat alasan lainnya mengenai haramnya mengonsumsi daging babi bagi umat Islam. Babi mempunyai sifat dasar sebagai makhluk agresif dan homoseksual. Hal ini yang diduga kuat mengapa daing babi haram dikonsumsi, dikhawatirkan jika dikonsumsi sifat dasar tersebut akan menurun pada kita dan generasi berikutnya.

So, pasti kalian bertanya-tanya. 
Mengapa babi diciptakan jika lebih banyak membawa dampak negatif???
Daging babi memang haram dikonsumsi, tetapi dalam ilmu pengetahuan organ babi dapat dimanfaatkan pada bidang transplantasi sehingga menjadi alternatif dalam pengadaan organ yang akan dicangkok yang selama ini dianggap tabu jika menggunakan organ individu, baik yang sedang sakit berat namun kondisi organ vitalnya masih baik maupun penggunaan organ pada individu yang sudah meninggal.

Kebenaran yang hakiki tetap hanya dari Sang Maha Pencipta. Semoga bermanfaat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar ya di sini, terima kasih.